Jumat, 15 April 2011

Hah. Heh. Hoh.

Waktu kelas 8,  gue punya guru bernama, panggil saja dia Pa kumis. Dia guru bahasa inggris. Gue pertama bertemu waktu masih oon, awal kelas 8, di pelajaran bahasa inggris pertama kali.
Gilang(KM kelas gue): Bahasa inggris sama siapa ya?
A(Gue lupa lagi siapa yang ngomong): Katanya sih, pa kumis!
B(Entah siapa juga): Wah, ribet dong pa kumis
Gue: Emang kenapa pa kumis
Gilang: Galak, gajelas gitudeh
C(Gatau siapa!!!): Vocabnya juga acak-acakan
Gue: Oooooh.
Gue jawab Oh karna gue takut salah komentar. Kalau gue komentarin 'Iyatuh!Mana pakumis tulisannya jelek!' takut nanti pas pakumis dateng tulisannya bagus, bisa dikira sotau kan gue. Kalau gue ikut-ikutan, takut durhaka.
Gubrak! suara pintu terdengar menggelegar.
Anak-anak pada sibuk balik ke bangkunya, sementara gue masih terbengong-bengong siapa yang datang. Bapak-bapak kumisan tebal, banyak bekas jerawat dipipinya(Gatau apaan, pokonya banyak dekok-dekok) Matanya sipit terus warnanya abu-abu! Gila! Keren abis brow! Jangan-jangan, pa kumis ini keturunan bule! Wah! Hebat! Ternyata aku punya guru keturunan bule bermata warna abu-abu. Suatu kebanggaan yang sangat-sangat merenyuh hati, di sekolah dekil nan berisi anak-anak idiot ini, ada seorang guru berketurunan bule. Jadi terharu....
Gue: Eh rik, nama lengkap si Pa kumis apa?
Ricka(temen sebangku gue waktu itu,yang anaknya kalem banget. Beda sama gue yang idiot banget): Kumis hidayat, s.pd
Otak gue masih memproses rangsangan yang baru nyampe ke saraf sensorik itu dengan sangat lambat. dengan kecepatan -900mil/jam.
Tunggu. Kumis hidayat. Kok orang bule hidayat? Sebentar, OH! mungkin saja Bapaknya bernama Hidayat, dan ibunya yang dari belanda bernama Victorise Renskumis Isabelse. Jadi namanya kumis hidayat. OH! BENAR SEKALI! Betapa pintarnya diriku ini!
Gue: Oooooh. Pa kumis keturunan belanda kan?
Rika terlihat bingung.
Gue: Ituloh, matanya belanda banget.
Rika: Masa hidayat orang belanda?
Gue menyampaikan pemikiran gue bahwa Bapaknya Pakumis bernama Hidayat dan Ibunya pakumis bernama Victorise Renskumis Isabelse.
Saat Rika mau ngejawab, si Gilang neriakin gue! "SUUUT!" Dan gue baru sadar si Pa kumis udah mulai pelajaran. Elah, sebel gue dasar KM ngeped lo babi dasar! Gue kan masih penasaran dengan fakta-bahwa-Pakumis-keturunan-belanda!
Si pakumis mulai ngomong inggris. Gue meraba-raba ngomongnya kebulean atau kagak.

Kagak.

Gue mulai berfikir, jangan-jangan pemikiran gue tentang fakta-bahwa-Pakumis-keturunan-belanda itu salah. Oh, tapi tidak mungkin. Kangjengputri tidak mungkin salah. Oh, tak mungkin. Oh, tak mungkin.

Gue mulai meraba-raba kata-kata si pakumis.

"Ya......anak-anak. Sekarang kita belajar bab 1, ya. Itu lihat disitu tentang, ya..apa itu namanya...ya....Maco fraitz....ya..........baca dulu sama kalian......apa itu namanya........ya.. Maco fraitz. nanti saya tanya....ya, apa itu namanya, gagasannya.yaaa."

Gue bengong. Gue lihat samping kanan, anak-anak pasang tampang bloon. Gue liat samping kiri, ada Ricka ngulurin 10jarinya yang 2 dilipet dan 8 di buka.
"Ngapain lo rik?" kata gue bengong. "Ini kan bukan pelajaran matematika?"
"Ngitung Ya, sama Apa namanya"
Hah.
"Rik, lo gapapakan? panas ga?" Gue mulai berpikir Rika sakit, atau ga termasuk anak hiperaktif. Tolong.
"bukan. itu, Pa kumis ngomong Ya 8 kali. terus ngomong apa itu namanya, 3 kali"
Hah. Heh.
"Gangerti"
"Ya jadi si pakumis tuh sering banget ngomong 'ya' sama 'apanamanya'. 2jampelajaran bisa 180 kali ngomong Ya"
"Wogh. Berarti dia bukan orang belanda dong." Orang belanda ga akan bisa ngomong ya sama apanamanya 180kali.
"Hah?" Heh. Hoh.
"Lupakan. Ngomong-ngomong, Maco fraitz itu apa?" Gue ngelihat teks di buku gue. Adanya juga Mango fruits, bukan Maco fraitz.
"mango fruits. Itulah ajaibnya. balelol lovers"
Hah. Heh. Hoh. Hih. Huh.








Jadi, semenjak hari itu, emang gue sering ngitung berapa kali pa kumis ngomong 'Ya' dan 'Apa itu namanya' dalam 2jam pelajaran kalau lagi bosen. Bisa sampai 250 'ya' dan 180 'apa namanya'! Ajaib! Bahkan anak-anak sering nyorat nyoret bukunya dengan garis------>IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII yang nunjukin omongan ya sama apa itu namanya pa kumis. Untung ga ketauan.


Tapi pas satu hari, ada yang kena sial.

Seperti biasa, kebiasaan Pakumis, ngomong b.inggris balelol yang kita engga tau artinya dalam 1 jam dan sisanya ngerjain soal. Tolong, didalam satu kelas dan guru ngomong yang kalian anggep bahasa planet itu dan disuruh ngedengerin, gimana kaga bosen elah. Dan seperti biasa, terjadi ajang penghitungan Ya dan ApaItuNamanya. Sungguh, ini kompetisi yang memicu adrenalin.

Si bapa lagi ngomong dan mungkin cape, lalu menuju kursinya dan mau duduk.
Dan entah kenapa, semuanya terjadi dalam slowmotion.
*Pa kumis melihat ke arah Ully yang sedang asyik nyoratnyoret buku*
*Ully tidak sadar Pa kumis melihat ke arahnya*
*Pa kumis mengambil buku yang ditulisin Ully*
*Ully terkaget dan membuka mulutnya........*
*Pa kumis membaca dan pupilnya membesar......*
*Ully sudah ketakutan dan menutup mulutnya.........*
*Pa kumis menggeram dan menyobekkan kertas terkutuk dibuku Ully *SREEEEEK!* dan melemparnya ke lantai *PLUUUNG* *
"AMBIIIL!!!!!!!!!!!!!!"Suara pa kumis menggelegar. Gue bengong. Dan anak-anak lainnya pun bengong.
*Ully berjalan dan berjalan, setapak demi setapak dan mengambil kertas itu dan memberikannya kembali,,,,,*
*Pa kumis mengepalkan kertas itu, dan.......*
*MEMASUKKAN KERTAS ITU KE MULUT ULLY* HAAA!
Ully bengong dengan kertas dimulutnya.
Gue bengong.
Rika bengong.
Dan anak-anak lainnya pun bengong.
Pa kumis cemberut.

Pa kumis jalan ke tengah. Udah kaya mau nangis.

"Gini ya. Da bapa ngomong ya oge da kebiasaan! Ya ya ya da teu sadar atuh! Bapa oge teu nyaho naha bisa ngomong Ya!"
Sekelas menunduk dengan rasa haru yang begitu merenyuh hati.
Hiks.

"Siga amun tentara mah nya, kan biasa ngomong Hap hap hap! da kebiasaan ngomong Hap pas dilatih jadi tentaranya, nya meureun pas maotna oge masih Hap Hap Hap atuh pas sakaratul mautna! Tah! Bapa oge siga kitu!!!!!!"

Gue bengong, liat kiri kanan. Loh loh loh, kenapa jadi tentara paaak?!!!!!!

Emang tentara Hap hap hap ya?

Hah.
Heh.
Hoh.

"Terus nya kalian mah gampang ngomong ke bapak jangan ngomong  ya ya ya! Siga amun sepakbola mah supporternya teh ngekeak pemainnya da sok eleh wae, sok da ari supporterna turun ke lapang mah can tangtu bisa atuh heeuh?! Tah bapa oge siga kitu!!!!!!!"

Gue makin bengong aja. Gue liat kiri, kanan. Semua pada terkikik.
Gila nih pa kumis. Gue mulai melupakan fakta-bahwa-pakumis-keturunan-belanda.

Pa kumis membuka mulutnya lebar-lebar. Gue mulai kira pak kumis mau ceramah lagi. Tapi tidak! Pa kumis terus membuka mulutnya lebar-lebar. Mau ngapain nih? Jangan-jangan mau bersin! OH NO! Keselamatan Andina sausan(yang duduk didepan) TERANCAM! MEREKA BISA TERKENA VIRUS YAYAYA! ANDINAAAA!!!!!!!!!!!!!!! SAUSAAAAN!!!!!!!! SELAMATKAN DIRI KALIAN DARI HUJAN PEMBAWA VIRUS YAYAYAYAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

"Ha............" Pa kumis mau bersin.
Mulutnya ditutup lagi. Ternyata gajadi.
Ternyata tuhan masih melindungi kalian, Andina, sausan...

Pa kumis duduk dimejanya, ngeberesin tumpukan buku tulis kita. Suasana kelas hening. Anak-anak lirik-lirikan, bingung mau ngapain. Ngobrol, takut dimarahin. Diem, bosen.
Dan tiba-tiba.........

HAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAP! BRAK BRAK BRAK BRAK !!!!!!!

Gue kaget pas ngeliat buku-buku terbang dari depan ke sudut belakang kelas. Bengong. Semuanya terjadi dalam slow motion, saat buku-buku itu terbang menyentuh atap-atap kelas, dan mendarat dengan tidak mulus ke lantai, meja, kursi, kepala Adit, kepala Gilang, kepala Garnida............

Gue sama temen-temen saling lirik-lirikan. Antara nahan ketawa dan kaget.

"Ambil tah buku!" teriak pa kumis menggelegar. Semua pada diem, gatau siapa yang disuruh ngambil.
 "ADIT! AMBIL!" Teriak pa kumis lagi. Adit yang masih shock gara-gara terkena buku yang terbang itu, mengambil buku-buku yang berserakan dengan tangan gemeter. Gua sama yang lain masih pada bengong kaya orang oon.

Bel terdenger.
Pa kumis keluar tanpa berkata-kata.


































1tahun kemudian, gue kelas 9 dan gue lagi ngobrol sama Ully.
"Pa kumis katanya kecelakaan ya"
Gue yang lagi asik makan langsung noleh "kecelakaan apa?"
"Tangan kirinya patah."
"Pantesan sekarang jarang liat" kata gue sambil masih asik ngunyah.
"Duh, dulu masih inget disumpelin kertas" Kata ully nostalgia sendiri.
Gue ketawa.
"Sekarang masih suka ngomong Ya ya ya engga ya?" kata gue ngasal.
"Oh, selamanya. Kan kayak tentara, sampai sakaratul maut pun tetep hap-hap-hap"

Gue ketawa garing.
Maafkan kami, Pa kumis. Honesty, we love you so much.














Salam Yayaya!
Kangjeng putri keraton hamengkuwobono IXIVIVIVIVII Alika titik titik alya

3 komentar:

  1. Duh. masih inget saat-saat ngitung 'ya' didepan Pak Kumis tanpa ketahuan. Saat-saat 'dihujani' sama Pak Kumis. *Nostalgia* Pak Kumis, oh Pak Kumis. Jangan lupakan kami, YA :p

    BalasHapus